Lelah rasanya badan ini hingga tak kuasaku menahan kantuk. Aku pun tertidur pukul 9malam tepat. Dan lagi... Aku heran kenapa aku terbangun 3jam kemudian. Hal seperti inilah yang aku benci. Jikalau sudah terbangun seperti ini pasti ku susah lagi tuk tidur.
Ku buka laptopku, sewaktu asik menikmati kumpulan cerpen dari kompasiana.com aku pun teringat akan barang - barang yang aku akan angkut ke Solo pagi ini. Yang jelas cermin dan galon Aqua harus bisa dibawa. Cermin memang tidak terlalu penting tapi bukanlah hal mudah untuk meminta tolong kepada teman untuk membawakannya. Sedangkan galon harus dibawa. Maklum, aku kan orangnya kuat minum. Jadi tidak mungkin aku meninggalkan wadah air yang satu ini.
Kubongkar kembali koper dan travel bag sandangku. Ku pilah-pilah semua apa yang bisa ku bawa. Semuanya dengan tujuan untuk dapat membawa barang sebanyak mungkin biar besok tinggal membawa sepeda dan ransel ku... Akhirnya semua dapat kulakukan.
Jam sudah menunjukkan pukul 3 pagi. Sudah berulang kali kucoba memejamkan mataku namun usahaku tampaknya sia - sia. "Dasar insomnia kurang ajar!" gumamku dengan kesal dalam hati. Akhirnya aku pun memilih untuk bermain dengan laptopku. Ku buka detik.com, kompas.com, dan tempo.co. Berita tentang perkembangan terkini dari kasus kecelakaan pesawat Sukhoi masih mewarnai semua media online tersebut. Sedih rasanya melihat suasana yang ada, terutama dari para keluarga korban. Semoga semuanya dapat diberikan kekuatan. Semoga juga para tim SAR dan mereka yang bertugas mengevakuasi selalu dibimbing olehNya sehingga dimudahkan dalam menjalankan tugasnya.
Kemudian aku membaca berita-berita lain, termasuk semua berita yang berhubungan tentang Pak Dahlan Iskan, mentri BUMN yang rendah hatinya bukan main. Entah kenapa setiap berita yang berhubungan dengan Pak Dis selalu menarik untuk kusimak. Aku juga sering membaca blog pribadi beliau dahlaniskan.wordpress.com. cara beliau dalam memecahkan suatu masalah, cara berpikir beliau, dan semangat kerja keras beliau, telah memberikan banyak inspirasi buatku.
Setelah selesai membaca media-media online, aku pun membuka stok filmku. Dari sekian banyak judul film yang belum ditonton, Looking for Jackie Chan akhirnya menjadi pilihanku. Walaupun demikian sebenarnya aku tak terlalu serius menontonnya. Aku juga masih berusaha untuk memejamkan mataku. Dan selalu gagal.
Jam sudah menunjukkan pukul 7 pagi. Ku coba tuk menghubungi beberapa teman untuk bisa menghantarkanu ke halte trans Jogja. Maklum jarak dari kos ke halte hampir 1km. Belum lagi aku harus membawa cermin, galon, ransel, dan koperku. Yang jelas ga mungkin dilakukan dengan berjalan kaki. Ku sms apparaku CH Sidabutar, namun tak ada balasan. Ku coba tuk meng-sms adiknya, namun hasilnya juga sama. Aku pun meng-sms Sony Aritonang. Sony, walaupun tidak bisa karena ada acara, aku lumayan senang. Setidaknya sms ku di balas gitu lah... Pertolongan terakhir pun kuharapkan kepada bang OKT, namun sayangnya di sedang di SANMOR.
Arrrggghh... Bingung aku pikirku. Akhirnya ku sms Sr. Anni Tarigan yang pagi ini akan mengikuti seminar di kampus Sadhar Paingan. Tapi aku terbingung. Jumat sebelumnya aku uda janji akan mengantarkan dan menitipkan beberapa potong barang-barangku di Susteran. Tapi bagaimana ya...? Kan rencananya aku mau mengejar kereta Pramex yang pukul tgh 11 ke Solo.
Aku pun bergegas dengan sepedaku menuju jalan raya guna mencari tukang ojek. Dengan modal nekat aja sich, soalnya setahuku memang tidak ada pangkalan ojek di sekitar kos. Adanya ya cuma di samping halte. Kubalap sepedaku dan... THANK YOU SO MUCH LORD... Belum ku mendapati tukang ojek aku melihat Sr. Laura Naibaho. Puji Tuhan banget pikirku....
Aku pun memanggil Suster Laura dan meminta tolong untuk diantarkan ke bandara. Suster Laura langsung mengiyakan. Kami berdua pun menuju kos dan langsung menuju bandara. Awalnya aku bingung siapa yang harus dibonceng dan siapa yang membonceng. Soalnya agak segan juga kalo suster itu yang harus menyandang travel bag ku yang lumayan berat itu. Apalagi harus sambil memegang galon dan cermin. Kalau Suster itu yang membonceng aku juga khawatir. Soalnya koperku kan ditaruh di depan, pasti akan kesusahan Suster itu mengemudikan motornya. Akhirnya si Suster mengatakan, "ga usah repot-repot, biar aku yang di belakang".
Kami pun langsung melaju ke bandara, namun harus singgah ke SPBU sebelumnya. Ini adalah kali keduanya aku berangkat ke Solo dengan menggunakan kereta api dan dari stasiun yang sama. Sewaktu memasuki kompleks bandara, aku bingung dengan jalan yang ku ambil. Tak terlihat halte trans bandara. Suster Laura pun setuju dengan kebingunganku. Namun, untunglah "nyasar"ku membawa keberuntungan. Kami ternyata berhenti di bawah stasiun. Jadi terasa jauh lebih dekat dibandingkan kalau harus melalui halte trans.
"Terimakasih banyak ya Suster. Helm q aku titip di susteran aja ya. Ntar kapan-kapan dech aku ambil."
"OK. Ati-ati di dalan ya," jawab Suster Laura.
Aku pun langsung menuju loket dengan menaiki tangga. Ternyata ada kereta yang akan datang terlebih dulu sebelum kereta Pramex, Madiun Jaya.
Sejam kemudian aku berhenti di stasiun Jebres. Apparaku yang baik, Bob Sigalingging sudah stand by menjemputku. Aku pun langsung mengatakan bahwa aku langsung pulang ke jogja dengan kereta Pramex yang berangkat jam 12.30.
Sesampainya di kos kuletakkan semua barang-barangku. Barang-barang yang dari koper aku keluarkan semuanya karena kopernya akan kubawa lagi ke jogja. Aku langsung ke kos Bob. Di situ ada Nisita, kekasihnya Bob.
Aku pun langsung kembali ke kos, menyapa Mbah Untung si empunya kos. Si mbah menanyakan kapan aku akan menempati kamarku. Maklum aku sering muncul dan hilang... Aku pun menjawab besok (14/05) adalah hari terakhir aku di jogja. Aku sendiri pergi kejogja karena mau menjemput sepedaku. Tapi ada yang aneh dari pembicaraan siang itu dengan mbah untung. AKu kan belum menempati kos tapi sudah ditagih uang listrik. Aneh pikirku... Pada umumnya kan anak kos di tagih uang listrik setelah sebulan menempati kosan mereka. Ini belum ditempati juga kok malah uda ditagih. "Oalah... Siap2 bokek lagi nich" gerutuku.
Aku pun dihantarkan kembali ke stasiun jebres. Kira2 pukul 2 aku sampai di stasiun maguwo. Dengan Bus Trans jalur 3A aku kembali ke kos. Untung bang Okta ada. Jadi bisa menjemputku dari instiper. (Kan Malu juga kalo ada orang yang liatin aku sambil bawa2 koper gitu hahaha....).
Jam 3 aku pun langsung tepar... Berharap tidur kali ini akan nyenyak (maklum seharian belum tidur)...
Silver Casino Black Titanium Wedding Band
BalasHapusSilver Casino camillus titanium Black titanium i phone case Titanium Wedding Band - Bronze titanium nipple bars wedding bands. Silver Casino Black Titanium Wedding Band - Bronze wedding bands. titanium guitar chords Silver Casino Black - titanium jewelry Bronze wedding