Sejak Minggu malam aku berusaha memejamkan mataku. Namun tak bisa juga. Kupilih untuk mengepakin barang-barangku yang akan kutitip ke susteran. Hasilnya semuanya bisa disusun ke dalam 4 wadah. Kardus 1 buah, Koper, tas, dan plastik berisi pemasak air, setrika dan ceret. Tak terasa sudah subuh. Namun aku tak juga dapat memejamkan mata. Akibatnya rencana meninggalkan jogja pun batal. Untungnya sekitar pukul 6 aku bisa tidur.
Pukul 12 aku terbangun. Ku ambil hape q. Ada sms dari Raya temanku.
"Woi Batak, ntar lagi aku ke kosmu ya. 1 jam lagi" tampak kalimatnya dalam layar hape ku.
"Ok. Datang aja!" balas ku.
Segera ku bergegas ke kamar mandi. Sikat gigi, sabunan, keramas dan cuci muka ku selesaikan dalam waktu 10 menit. Setelah berpakaian rasa ngantuk kembali melandaku. Tak tahu kenapa. Aku pun merebahkan badanku di kasur. Antara sadar tak tak sadar tiba-tiba Raya masuk ke kamarku.
Setelah ngobrol-ngobrol sebentar, aku pun mengajak Raya untuk membantuku mengantarkanku barang-barangku ke Susteran. Mumpung lagi ada motor (Vario yang dibawa dia ke kosku).
Sebenarnya aku ingin semuanya sekali antar. Tapi Raya bilang dua kali aja. Biar gampang bawanya. Sesampainya di Susteran aku minta tolong Raya untuk membunyikan bel. Sesaat kemudian Sr. Martha keluar.
"Suster aku mau nitip barang2ku sementara di sini boleh ya! Soalnya ga bisa sekali angkut semua ke Solo. Ga ada motor lagi. Besok subuh sudah berangkat ke Solo." kataku dengan nada sopan pada Sr. Martha.
"Suster aku mau nitip barang2ku sementara di sini boleh ya! Soalnya ga bisa sekali angkut semua ke Solo. Ga ada motor lagi. Besok subuh sudah berangkat ke Solo." kataku dengan nada sopan pada Sr. Martha.
"Oh, besok jadi ke Solonya? Yauda mari sini masukin barang-barangnya", jawab Sr. Martha sambil menghantarkanku ke tempat penyimpanan barang.
Setelah menghantarkan barang-barang yang pertama kami pun kembali ke kos untuk mengambil sisa barang. Namun sebelumnya kami singgah di burjo dekat kosku untuk makan siang. Sesampainya di Susteran, kembali Sr. Martha yang membukakan pintu. Aku pun memasukkan barang2ku ke dalam. Tak lupa kutitipkan sebagian baju-bajuku untuk di bawakan Sr. Yolanda ke Solo. "Terimakasih banyak ya Suster, doain biar cepat dapat kerja di Solo. Salam buat semuanya juga..." Si Suster pun mengiyakan dan sedikit bertanya-tanya tentang rencanaku selanjutnya. Akhirnya semua selsesai dan kami pun beranjak dari susteran.
Sempat bingung mau jalan - jalan kemana, aku pun akhirnya mengusulkan dan meminta untuk bermain menemui itokku, Defy Situmanggor. Defy sudah meng-sms aku sejak dua hari yang lalu dan mengatakan kalau dia sudah berada di Jogja. Sebenarnya aku sama sekali tidak mengingatnya walau dia mengatakan bahwa dia merupakan Anggota Legio Maria di Sarudik dulu (sewaktu aku menjadi wakil ketuanya di sana).
Setelah bersms-an akhirnya pun kami berjumpa. Oleh rekomendasi abangnya dan juga yang lainnya, dia memilih untuk tinggal di Wisma Bukit Barisan. Namun sayangnya tinggal di wisma seperti itu tidaklah seenjoy tinggal di kos-kosan biasa. Si itok juga bercerita sebenarnya dia tidak tahan pada awal-awal kedatangannya di sini. Dan itu pun terjadi hingga sekarang. Mendengar ceritanya itu, aku jadi teringat masa-masa pertama kali aku sampai di Jogja. Dan yang lebih kasiannya lagi, dia belum pergi ke mana-mana, hanya di kamar. Owh... seandainya aku punya motor dia pasti sudah ku bawa jalan-jalan. Ya mau gak mau aku jadinya berbagi kisahku supaya si itok itu juga gak terlalu sedih.
Obrolan hampir sejam di burjo pun berakhir. Ku salam itokku dan kami pun berangkat menuju kosku. Namun sebelumnya kami maen ke tempat bang Okta. Jadi senang rasanya lihat si Raya jatuh cinta ama buku-buku si Octa. Dan lebih senang lagi aku saat bang Okta bersedia meminjamkan buku-bukunya buat Raya.
Pukul 9 Malam kami pun bubar. Si Ray langsung balik ke kosnya dan aku langsung berjalan kaki menuju kosku. Beberapa menit kemudian aku pun langsung tertidur di atas kasur ku yang lapuk. Tidurku lumayan nyenyak. Namun tiba-tiba aku terbangun lagi pada pukul 12 malam lewat. Sial pikirku...!!! Aku pasti ga bisa tidur lagi nech!!!
Dan terbukti. Berulang kali kucoba memejamkan mataku. Tak kunjung aku bisa tidur. Akhirnya kususun barang-barangku. Tiba-tiba kulihat barbel milik Andre. Kemudian kuputuskan untuk menitipkannya bersamaan barang2ku yang lainnya ke kosan bang Okta. Semalam juga helmku sudah kutitipkan padanya.
Pukul 4 pagi lewat sedikit aku pun mengisi perutku ke burjo. Maklum kemaren kan cuma makan sekali. Kupesan semangkuk Indomie telur dan nasi putih. Selesai makan aku pun langsung menemui Bapak dan Ibu kos. "Pak makasih buat semuanya ya. Saya pergi sekarang. Mau ngejar kereta yang subuh." aku pamit sambil menyalami mereka. "Ok mas. Makasih juga ya, hati-hati".
Aku pun berangkat dengan sepedaku. Tasku yang sangat berat membuat sepedaku rada kempes. Sambil mengayuh, aku pun berusaha meringankan beratku. Sesampainya di stasiun maguwo, aku pun langsung mengangkat sepedaku. Sambil menunggu kereta berangkat aku berlari menuju toilet. Setelah pipis langsung ku lipat sepedaku dan Kereta Pramex pun tiba.
Sejam kemudian kereta tiba di stasiun Balapan. Asik aku menunggu, lalu rasa heran muncul. Kenapa kereta ini ga berangkat juga menuju stasiun Jebres ya? Beberapa detik sebelum kereta kembali berangkat menuju Jogja kutanyakan pada salah seorang penumpang apakah kereta ini singgah di Jebres atau tidak. "Oh, nggak mas. Kalo yang jam segini stasiun yang terakhirnya ya di Balapan." Jawabannya membuatku kaget. Dengan tergesa-gesa aku mengangkut sepedaku keluar dari kereta sambil mengucapkan terimakasih kepada mas tersebut.
Kupasang sepedaku. Ternyata jalan menuju jebres lumayan melelahkan. Punggung yang memikul tas berat terasa sangat membebani diriku. Namun akhirnya ku sampai juga dkos baru. Ku ambil barang-barangku dari kosan Bob. Kurapi-rapikan kamarku hingga pukul 10 lebih. Rasa lelah akhirnya terbayar dengan makan siang pukul 11 bersama Bob...
Tidak ada komentar:
Posting Komentar